Saat tertimpa masalah terkadang muncul rasa sedih, bahkan sering ingin menangis. Tapi, karena tak mau orang lain cemas, kita pun akhirnya memendam dan seolah masalah tersebut hal kecil. Rupanya kebiasaan itu tidak sehat untuk mental dan bisa mengganggu aktivitas kita.
Tara Adhisti de Thours, BA, M. Psi, psikolog klinis dari Sanatorium Dharmawangsa menjelaskan bahwa kebiasaan menahan tangis karena rasa sedih yang muncul bisa menjadi ‘bom waktu’ yang mampu merugikan diri sendiri atau orang lain.
Karena, rasa sedih yang dipendam pada akhirnya akan meledak, dan dikondisi itu pelaku tidak akan tahu siapa yang akan tersakiti hatinya lewat perilaku. Entah orang-orang dalam lingkungan keluarga atau pekerjaan.
“Itu karena yang namanya mental tidak kelihatan mata. Misal, ‘aku lagi pusing nih’, nah orang lain tidak bakal tahu kalau kita sedang pusing. Dan kalau kita tidak melakukan sesuatu yang bikin pusing hilang dan pada suatu waktu perasaan tumpah, dan… boom! ,’ ungkapnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Bagian nggak enaknya adalah, dalam kondisi itu kan emosi sedang tinggi-tingginya. Hal sederhana aja, kalau kondisi itu kita nggak bisa handel, lho. Tapi bagaimana kalau saat meledak yang keluar bukan cuma tangis, tapi umpatan dan membanting barang?
Di sinilah bahaya dari memendam tadi. Karena kalau sudah meledak, logika sedang tumpul atau yang lebih dominan emosi. Kalau sudah menangis sampai sesenggukan, itu berhenti susahnya,” tambah dia.
Semua orang sendiri, kata Tara, pasti pernah merasakan kondisi itu. Untuk itu, disarankan untuk menangis saat rasa sedih datang. Jangan ditahan-tahan, dan jika malu carilah ruang untuk menangis. Jangan pernah dipendam lagi.
“Kita itu masih senang dengan pikiran ‘Ya sudahlah, tidak apa kalau saya sedih, yang penting nggak menangis’. Nah, ini yang bahaya. Justru sebelum meledak dan jadi ekstrem, harus diatasi masalahnya dari yang kecil-kecil. Ketika ada rasa sedih dan mau nangis keluarkan saja. Itu yang lebih sehat,” ungkap Tara.
“Dan, pentingnya lagi. Saat Anda merasa kena masalah ‘Duh, kok saya lagi sedih banget ya.’ Di kondisi itu kita masih bisa melakukan sesuatu – mencari solusi agar sedihnya hilang. Tapi kalau dipendam dan meledak, sudah bakal susah diberhentikannya. Kalau nangis pasti lama,” pungkasnya. (Qalbinur Nawawi/ Dok. Free Pik)
Sumber Mother and Baby Indonesia