Aksi Unjukrasa Tolak Kenaikan BBM Terus Berlangsung

52
0

demo

Jakarta (27/03/2012) Aksi unjukrasa menentang kebijakan kenaikan harga BBM di beberapa daerah di Indonesia terus berlangsung hingga hari ini. Di Jakarta, aksi massa terkonsentrasi di Gedung MPR-DPR Jakarta dan depan Istana Merdeka Jakarta. Sekitar 200 massa yang berasal dari kalangan buruh dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Oposisi Rakyat Indonesia, berunjuk rasa di depan Gedung MPR-DPR RI Jakarta. Massa menyuarakan aspirasi penolakan terhadap kenaikan harga BBM yang akan dilakukan pada 1 April mendatang. Massa juga menolak dan meminta DPR menghentikan pembahasan RAPBN Perubahan 2012 yang masih berlangsung sampai sekarang. Aksi ini sempat rusuh  karena massa memaksa masuk ke Gedung DPR untuk menemui anggota DPR. Pagar depan Gedung MPR-DPR RI dibuka paksa oleh massa. Tapi massa berhasil dihalang oleh aparat kepolisian sehingga terjadi saling mendorong. Massa juga sempat terprovokasi  sehingga massa melempar batu ke aparat kepolisian yang berjaga-jaga di belakang pagar gedung. Bahkan kawat duri yang dipasangi di depan pagar MPR-DPR RI dirusak massa unjuk rasa.

Sementara itu, di depan Istana Merdeka Jakarta sekitar 500 massa pengunjukrasa dari berbagai elemen menuntut isu yang sama, yakni menolak kebijakan kenaikan harga BBM per 1 April mendatang. Beberapa massa yang menggelar aksi diantaranya adalah massa dari PDI perjuangan dan PKNU. Usai mereka berorasi massa kemudian langsung membubarkan diri. Sementara pada sore harinya, massa Koalisi Nasional Mahasiswa Indonesia atau Konami terlibat bentrok dengan polisi di kawasan Gambir. Saling lempar batu antara mahasiswa dan polisi masih terjadi. Meski sudah dilengkapi tameng dan helm terlihat beberapa polisi melempar batu ke arah mahasiswa. Mahasiswa juga terlihat melempar bom molotov ke arah polisi. Mobil water cannon terus menyemprotkan air ke arah kerumunan mahasiswa. selain itu polisi juga menembakkan gas air mata. Akibat bentrokan aksi ini jalan disekitar gambir sempat ditutup. (eko/ary)

LEAVE A REPLY