Empat bandara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang menyebabkan 10 korban jiwa. General Manager AirNav Indonesia Cabang Kupang, I Nyoman Oka Wiraman, mengatakan bahwa penutupan ini berlaku untuk Bandara H Hasan Aroeboesman di Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka, dan Bandara Frans Seda Maumere. Bandara Frans Seda Maumere sendiri telah ditutup selama lebih dari dua bulan akibat erupsi yang terus berlangsung.
Sementara itu, penutupan tiga bandara lainnya diputuskan setelah adanya permintaan dari maskapai Wings Air yang membatalkan sejumlah penerbangan karena risiko debu vulkanik yang dapat membahayakan penerbangan. BNPB melalui Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, juga menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait pembaruan status bandara di wilayah terdampak.
Muhari melaporkan bahwa erupsi yang terjadi pada dini hari tersebut telah memengaruhi 10.295 warga di dua kecamatan, yakni Wulanggitang dan Ile Bura, meliputi tujuh desa: Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, Boru Kedang, dan Dulipali. Sebanyak 2.734 keluarga atau 10.295 jiwa terdampak oleh erupsi ini, meski bukan seluruhnya mengungsi.