Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengimbau aparat keamanan dan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan usai insiden penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat pada Selasa (2/5/2023) lalu.
Kewaspadaan tersebut diperlukan demi mencegah terulangnya serangan serupa, termasuk ke rumah-rumah ibadah.
“Saya kira kewaspadaan harus terus, bukan hanya karena kebetulan ada peristiwa kemarin, tapi memang kita harus mengantisipasi kemungkinan itu,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangan pers di Bengkulu, Kamis (4/5/2023).
Ma’ruf Amin menyebut, petugas keamanan maupun resepsionis di tempat-tempat publik seperti kantor MUI mesti lebih selektif dalam melihat orang-orang yang datang.
“Jangan sampai semua orang bisa masuk seperti biasanya karena terlalu percaya. Dalam situasi seperti sekarang memang kita sudah harus mulai waspada,” ujar Ma’ruf Amin.
Baca juga: Ternyata Pelaku Penembakan MUI Sudah Melayangkan Ancaman Pembunuhan
Diberitakan sebelumnya, penembakan di kantor MUI dilakukan oleh seorang pria yang diduga bernama Mustopa NR (60). Atas kejadian itu, kaca pada lobby kantor pusat MUI pecah dan dua orang luka-luka akibat terkena serpihan kaca.
Sedangkan Mustopa meninggal dunia usai tertangkap. Namun, hingga kini belum diketahui secara pasti motif dari penembakan tersebut.
Pihak kepolisian pun masih menyelidiki sambil menelusuri latar belakang pelaku yang diduga berprofesi sebagai petani itu.
“Kami akan berkoordinasi dengan Polda Lampung karena yang bersangkutan ber-KTP Lampung,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto di Kantor MUI, Selasa (2/5).
Sementara pihak MUI menyampaikan bahwa Mustopa diduga sudah dua kali datang ke kantor pusat. Padahal, pelaku tidak sedang memenuhi undangan atau memiliki janji bertemu pimpinan maupun pegawai MUI.
Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, tidak terdapat satu pun pimpinan maupun staf di lembaganya yang mengenali Mustopa.
“Tidak ada satu pun di antara kami baik pimpinan atau staf yang mengenali yang bersangkutan,” ujar Asrorun, Selasa (2/5).
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal MUI bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Ikhsan Abdullah mengatakan bahwa pelaku juga mengirimkan surat ke MUI yang isinya bernada ancaman.
Dalam salah satu suratnya, Mustopa menyebut bahwa ia merupakan wakil nabi yang ingin bertemu ketua MUI untuk mempersatukan umat.