Melihat Kerasnya Persaingan Atlet Badminton Indonesia

29
0
Melihat Kerasnya Persaingan Atlet Badminton Indonesia

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu cabang olahraga yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional adalah badminton.

Setiap generasinya, selalu ada atlet badminton Indonesia yang berhasil mengibarkan bendera merah putih di perlombaan internasional. Akan tetapi, dibalik itu semua, terdapat persaingan keras dari para atlet diseluruh nusantara.

Melihat Kerasnya Persaingan Atlet Badminton Indonesia

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia atau PBSI mencatat bahwa ada total 59.162 atlet badminton dari 3.328 klub yang terdaftar dalam database mereka. Rentang usia yang ada mulai dari usia di bawah sembilan tahun hingga kategori dewasa.

Mereka harus bersaing untuk bisa bergabung ke pelatnas Cipayung yang merupakan kumpulan pemain-pemain terbaik di Indonesia. Di Cipayung, atlet-atlet terbaik dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul. Mereka ditempa dengan latihan keras setiap hari.

Melihat Kerasnya Persaingan Atlet Badminton Indonesia

Kini hanya ada 88 orang atlet Pelatnas Cipayung di awal 2022, 36 di antaranya dari PB Djarum, 18 orang dari PB Jaya Raya, 18 orang dari PB Exist 5 orang dari PB Mutiara, 4 orang dari PB Tangkas, 3 orang dari PB SGS, dan masing-masing satu orang dari PB Berkat Abadi, PB Victory Bandung, PB Dimensi B.A, dan PB Eng Hian.

Kejayaan bulutangkis Indonesia tak terlepas dari klub-klub yang berdiri di seluruh penjuru nusantara, baik yang disebut di atas ataupun tidak. Klub-klub tersebut merupakan jantung regenerasi badminton Indonesia.

Melihat Kerasnya Persaingan Atlet Badminton Indonesia

Baca Juga: Ternyata Indoensia Sudah Melakukan Pengembangan Nuklir

Walaupun persaingan ketat dan keras membuat atlet badminton dan klub berdarah-darah, tujuan mereka tetaplah sama, ingin badminton Indonesia tetap terlihat megah di mata dunia. Mari kita sama-sama dukung seluruh atlet dari Indonesia melalui dukungan tanpa mengujar kebencian atau kritik yang bisa menurunkan mental para atlet.

 

Penulis: Fadia Syah Putranto