JAKARTA (26/9) Kepolisian Republik Indonesia memberikan penjelasan terkait kerusuhan yang terjadi di depan gedung DPR/MPR pada Rabu (25/9). Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut bahwa ada oknum yang sengaja membuat rusuh dalam aksi damai yang digagas para mahasiswa.
“Saya kira masyarakat Jakarta tahu bagaimana jalan tol di dalam kota terhenti karena perusuh ini yang menduduki. Mereka bukan pelajar bukan mahasiswa,” kata Kapolri di Kantor Kemenkopolhukam, Kamis (26/9).
Menurutnya, pola kerusuhan yang terjadi di depan gedung DPR/MPR mirip dengan kerusuhan yang terjadi di depan Kantor Bawaslu pada tanggal 21-23 Mei 2019. Para oknum tersebut memanfaatkan situasi untuk melancarkan agenda pribadinya yakni menjatuhkan pemerintahan yang sah.
“Ini mirip dengan pola kerusuhan 21-23 Mei. Dimulai sore hari dan berlangsung sampai malam hari dan ini kita lihat cukup sistematis, artinya ada pihak pihak yang mengatur ini,” ujarnya.
Bahkan dalam kerusuhan tersebut, mantan Kapolda Metro Jaya itu mengaku telah menangkap sekitar 200 orang yang sebagiannya merupakan masyarakat umum dan bukan mahasiswa ataupun pelajar.
“Molotov bukan mahasiswa yang ditangkap juga sebagian di antaranya bukan mahasiswa bukan pelajar mereka masyarakat umum yang ketika ditanya juga mereka nggak paham tetang RUU apa, RUU apa bahkan ada yang mendapat bayaran,” kata Tito.
Sebelumnya diketahui, aksi masa yang terjadi pada tanggal 24-25 September 2019 berakhir ricuh pada malam harinya. Sekelompok massa tanpa almamater membakar pos polisi Palmerah dan pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda. Mereka juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di sekitar Jembata Semanggi.
{Teks Tim Newsroom & Berbagai Sumber} {Foto independensi.com}