“Benar ada tanaman padi yang terkena banjir di lima desa,” kata Kepala Seksi Pengamat Hama Tanaman Dinas Pertanian Langkat Hermanto di Stabat, Kamis.
Curah hujan yang cukup tinggi dikawasan tersebut sehingga pertanaman padi yang ada di lima desa di kecamatan Hinai tersebut kini terendam setinggi 30 centimeter, katanya.
Sementara tanaman padi yang terkena banjir tersebut berusia 1-40 hari dan baru ditanam petani, dari varietas ciherang dan mikongga.
Yang terluas tanaman padi yang terkena tersebut berada di desa Sukajadi kecamatan Hinai seluas 102 hektare, desa Baru Pasar VIII seluas 20 hektare, Muka Paya seluas empat hektare, Hinai Kanan seluas lima hektare dan Paya Rengas seluas 10 hektare.
Hermanto juga menyampaikan bahwa instansinya kini sedang mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan tanaman padi yang terkena banjir tersebut.
Selain itu juga sudah dilakukan rapat untuk mengetahui secara luas menyangkut dengan kecamatan mana lainnya yang terkena dampak banjir akibat curah hujan ini.
Sementara itu dari laporan masyarakat yang diterima lahan persawahan yang ada di desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat, juga terkena banjir.
Namun belum diketahui secara pasti berapa luas areal persawahan tanaman padi yang terkena, masih dalam peninjauan petuigas dilapangan.
Secara terpisah Miswandi pengamat hama tanaman menjelaskan bahwa akibat tiupan angin kencang yang terjadi beberapa hari ini di kawasan Langkat dari luas 900 hektare tanaman padi yang ada di kecamatan Sei Bingei, 17 hektare mengalami rusak ringan.
“Ada 17 hektare tanaman padi di kecamatan Sei Bingei yang mengalami rusak ringan akibat dari tiupan angin kencang,” katanya.
Tanaman padi yang rusak ringan tersebut dari varietas mikongga yang berada di desa Porwo Binangun seluas lima hektare, Pasar 4 Namotrasi seluas lima hektare dan Pasar 8 Namotrasi seluas tujuh hektare.
Namun upaya penanggulangannya juga sudah dilakukan dengan memberikan pemupukan memakai fungisida dan bakterisida, tribak, PPC dan ZPT, katanya.
Sumber : Kantor Berita ANTARA