Pasien Penyakit TBC Didominasi Oleh Kelompok Buruh dan Petani

14
0
Pasien Penyakit TBC Didominasi Oleh Kelompok Buruh dan Petani

Salah satu penyakit yang masih banyak diidap oleh masyarakat Indoensia ialah Tuberkulosis atau sering disebut TBC.

Berdasarkan laporan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, kelompok buruh dan petani menjadi mendominasi pasien TBC.

Pasien Penyakit TBC Didominasi Oleh Kelompok Buruh dan Petani

Sebanyak 54.800 buruh dan 51.900 orang petani mengalami TBC. Keduanya menempati peringkat teratas profesi paling rentan terhadap penularan TBC.

“Jadi di peringkat pertama itu ada buruh. Model pekerjaan apa saja, pokoknya yang masuk kategori buruh. Sementara peringkat dua itu petani,” kata Imran dalam webinar menyambut hari TBC sedunia, Jumat (17/3).

Angka pemeringkatan tersebut merupakan data yang dihimpun Kemenkes per tahun 2022.

Baca Juga: BEM UI Beri Simbo Perlawan Terhadap DPR Terkait Pengesahan Perrpu Ciptaker

Kemudian di peringkat ketiga ada wiraswasta sebanyak 44.299 orang. Dilanjutkan dengan pegawai BUMN dan atau BUMD di peringkat keempat dengan total temuan penderita TBC sebanyak 37.235 orang.

Pasien Penyakit TBC Didominasi Oleh Kelompok Buruh dan Petani

“PNS juga ada di peringkat lima, sebanyak 4.778 orang mengalami TBC menurut temuan kami,” katanya.

Lebih lanjut Imran menyebut bahwa kasus TBC di Indonesia kebanyakan dialami oleh masyarakat di usia produktif. Utamanya, mereka yang berusia 45-54 tahun.

Sebagai informasi, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Meski umumnya menyerang paru-paru, namun TBC juga bisa menyerang semua organ tubuh.

Orang dengan imunitas buruk sangat berisiko terkena TBC. Misalnya saja mereka yang memiliki HIV/AIDS, dibaetes, gangguan gizi, gagal ginjal, hingga perokok.

Dokter spesialis paru dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Sutanto menyebut penyebab pekerja atau buruh rentan terkena TBC ialah karena paparan bakteri di tempat kerja hingga lingkungan kerja yang tidak sehat.