Baru-baru ini Kementerian Kesehatan alias Kemenkes mencatat 32 orang meninggal akibat leptospirosis yang kerap muncul saat banjir.
Detailnya, sebanyak 18 kasus dilaporkan terjadi di Jawa Tengah, 12 kasus dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan 2 lainnya dari Jawa Barat.
Penyakit satu ini sudah menjadi langganan saat musim hujan, khususnya ketika banjir. Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Bakteri tersebut dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Tikus menjadi hewan yang paling banyak terinfeksi bakteri tersebut.
Lestospirosis umumnya menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi. Seseorang dapat terinfeksi saat bersentuhan dengan medium yang terkontaminasi.
Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, mengimbau agar masyarakat mewaspadai penyakit leptospirosis yang kerap muncul di daerah-daerah rawan banjir.
Baca Juga: Tenaga Honorer Batal Diberhentikan Pemerintah di Tahun 2023
Melansir dari laman Cleveland Clinic, leptospirosis terdiri dari dua fase. Di antaranya adalah fase akut dan fase imun (tertunda). Kenali gejalanya berikut ini
Gejala leptospirosis fase akut:
– demam,
– mata merah,
– sakit kepala,
– panas dingin,
– nyeri otot,
– sakit perut,
– mual dan muntah,
– diare,
– kulit atau mata menguning,
– ruam.
Sementara pada fase yang lebih buruk atau sindrom Weil, leptospirosis memperlihatkan gejala berikut:
– batuk darah,
– nyeri dada,
– sulit bernapas,
– kulit atau mata lebih menguning,
– feses berwarna hitam,
– urine berdarah,
– intensitas buang air kecil menurun,
– bintik-bintik merah pada kulit.
Tetap selalu waspada dan tetap menjaga kebersihan saat musim hujan. Segera konsultasi ke dokter apabila mengalami gejal di atas I-listeners!