Baru-baru ini dikabarkan adanya penggunaan rapid test antigen bekas yang digunakan di Bandara Kualanamu, Sumatera Barat. Berita semacam ini menuai banyak kritik dan komentar dari masyarakat. Penggunaan alat test bekas dapat mengakibatkan penyebaran virus.
Dari kasus ini masih dalam tahap penyidikan. Dilansir Kompas.com, ada beberapa polisi menyamar menjadi penumpang pesawat yang hendak melakukan test. Setelah test didapati hasil positif, pihak kepolisian terus melakukan penyidikan pada kasus ini.
Pihak petugas Kimia Farma sudah mengakui bahwa alat tes yang dipakai merupakan daur ulang dan hanya dicuci saja. Pihak kepolisian sudah menangkap lima petugas lab sebagai tersangka.
PT Kimia Farma Diagnostik merupakan perusahaan yang melayani jasa uji rapid test di beberapa bandara yaitu Bandara Kualanamu, Bandara Soekarno-Hatta Terminal 1 dan 2, Bandara Internasional Minangkabau. Pihak Kimia Farma juga belum meminta maaf atas kejadian ini karena mereka menganggap belum terbukti bersalah.
Alat rapid test dapat dibedakan mana yang sudah terpakai mana yang belum. I Listeners harus memperhatikan alat yang dipakai petugas untuk melakukan pengecekan masih tersegel atau belum.
Plastik yang digunakan juga merupakan plastik sekali pakai, sehingga akan mudah ketahuan bila plastik sudah pernah dibuka. Jangan terima bila Anda melihat segel plastik alat test sudah terbuka.
Baca Juga : Kereta Gantung Akan Ada Di Kawasan Candi Borobudur
I Listeners jangan lupa memperhatikan segel dari alat tesnya ya!