Anies Baswedan: Pemimpin itu adalah pemimpi

Semakin mendekati bulan Februari, IRadio senantiasa konsisten menghadirkan tokoh-tokoh yang tentu saja akan mewarnai Pilkada DKI Jakarta 2017.

Kali ini penyiar IRadio Tommy Prabowo mendapat kesempatan berkunjung ke sebuah rumah Joglo yang sudah berdiri sejak tahun 1743 dan berada di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ini adalah rumah milik calon gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan.

Dua bulan menyandang sebagai Cagub DKI Jakarta, Anies mengatakan bahwa dirinya merasa biasa saja.

“Peran boleh gonta ganti, tapi di peran manapun kita harus lakukan yang terbaik dan jalani dengan senang hati,” ujar pria kelahiran Kuningan, 47 tahun silam ini.

Anies semakin melihat betapa pentingnya pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah di Jakarta.

Banyak program luar biasa yang ditawarkan oleh pasangan nomor urut tiga ini melalui program 23 janji kerja. Salah satunya yang paling menarik adalah tentang stop reklamasi.

Mengapa menarik? Karena sepertinya pasangan ini adalah satu-satunya pasangan yang sungguh ingin menggaungkan program stop reklamasi.

Anies berkata bahwa dari program reklamasi itu kita dapat melihat persoalan kesejahteraan, lingkungan, kehidupan nelayan, dan itu adalah persoalan yang sangat mendasar dalam pertimbangan soal reklamasi.

Mereka memperhatikan bahwa reklamasi ini keputusannya panjang, yaitu sejak jaman orde baru dan ada banyak sekali aturannya.

Tetapi di dalam pelaksanaannya, terlalu banyak hal yang dilakukan tanpa mengikuti proses prosedur yang benar. Bahkan ada beberapa pulau yang telah dibangun tetapi tidak sesuai dengan rencana semula yang telah disetujui.

Beliau melanjutkan bahwa hal pertama yang akan dilakukan, mereka ingin mengutamakan kepentingan para nelayan yang jumlahnya banyak.

Kedua adalah mengembalikan pantai Jakarta menjadi milik rakyat Jakarta, bukan milik sebagian orang. Dan yang ketiga, pulau-pulau reklamasi yang sudah terbangun tidak akan dihilangkan, tetapi akan dikembalikan fungsinya untuk kepentingan publik.

Dua bulan semenjak masa kampanye berlangsung, Anies juga sangat memperhatikan masalah kemiskinan.

“Saya ini rasanya tahu kemiskinan mas, wong saya ngurusin Indonesia Mengajar. Datang ke tempat-tempat paling miskin di Indonesia,” tutur Anies.

“Kalau Anda datang ke Kepulauan Seribu, seluruh kepulauan itu hanya punya 17 tempat tidur di rumah sakitnya. Hanya ada satu apotik, hanya ada dua dokter gigi, hanya 35 persen anak yang sekolah SMA.

“Kalau kita tahu yang SMA hanya 35 persen lalu 65 persen nggak sekolah, kita udah tau pasti kemiskinannya akan tambah satu generasi lagi, kita nggak bisa ngobatinnya sekarang,”.

Menurutnya, ini harus menjadi perhatian semua komponen, bukan hanya perhatian gubernur. Untuk mengatasinya pun dibutuhkan sebuah pendekatan yang efektif, yaitu harus melalui sebuah gerakan.

“Gerakan itu artinya saya mengundang seluruh warga Jakarta, mari kita mainkan peran masing-masing. Di Jakarta ini adalah konsentrasi terbesar perusahaan-perusahaan se-Indonesia,” kata Anies.

“Yuk mari kita masing-masing dipatokin, Anda CSR satu RW, Anda CSR satu RW. Yuk kita beresin rame-rame, maju bersama. Jadi kita ajak sama-sama, mari kita tanggung jawab sama-sama,” tambahnya.

Anies juga mengatakan kalau pemimpin yang baik menurutnya adalah pemimpin yang memiliki mimpi.

Ia menjelaskan bahwa pemimpin itu adalah pemimpi yang ditambah dengan huruf ’n’. Sementara ’n’ nya adalah kemampuan untuk menerjemahkan mimpi tersebut menjadi langkah-langkah yang nyata dan kongkrit, untuk bisa mencapainya dengan menggerakkan semua komponen.

I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini. [teks Devina Dea | foto Bisma Raditya]

Baca juga:
Berbagi cerita bersama Agus Yudhoyono
’Cek Toko Sebelah’ sukses di minggu pertama pemutaran
Angela Vero, gadis cantik pendatang baru di dunia musik