Awal tahun 2021 menjadi pembukaan yang kurang baik bagi Jakarta. Tepatnya, 20 Februari lalu Jakarta kembali dilanda banjir. Bencana banjir ini tidak pernah luput setiap tahunnya di Ibukota.
Namun, tahukan I-listeners bahwa banjir di Jakarta sudah terjadi sejak bangsa Belanda datang ke Tanah Air. Ketika itu Belanda sempat berhasil mengatasi banjir yang kerap terjadi di kota yang bernama Batavia itu dahulu.
Dilansir dari Historia.id, Sejarawan Bondan Kanumoyoso mengungkap jika wilayah Jakarta memang sangat berpotensi banjir. Bahkan, sebelum Belanda menjajakkan kakinya di Indonesia, daerah Jakarta termasuk ke dalam wilayah yang secara geografi rentan terhadap banjir.
“Jadi banjir itu merupakan suatu hal yang terjadi sejak bahkan sebelum kota ini menjadi kota pelabuhan yang ramai. Ini karena karakteristik geologi dan geomorfologi dari Jakarta,” ujar Bondan.
Belanda sendiri sebenarnya sudah tahu mengenai geografis wilayah Jakarta yang rentan banjir. Namun, dikarenakan sudah terbiasa dengan wilayah Belanda yang mirip dengan Jakarta, Belanda akhirnya menerapkan sistem yang berhasil mereka pakai di negaranya, untuk menangani banjir di Jakarta.
Wilayah Belanda dan Jakarta terbilang mirip. Dikarenakan, keduanya sama-sama berada di bawah garis permukaan laut.
Seluruh teknologi serta arsitek yang sudah terbukti berhasil menangani banjir di Negeri Kincir Angin, dikerahkan oleh Belanda pada waktu itu untuk memecahkan masalah banjir di Jakarta. Jakarta dirancang dengan sistem kanal seperti kota-kota yang ada di Belanda serta merekayasa kota dengan banyaknya sungai agar luapan air dapat tersebar.
“Jadi bagi mereka situasi Batavia itu bukan sesuatu yang asing dan itu yang kemudian mereka coba terapkan teknologi yang mereka punya,” tambah Bondan.
Hal ini bisa dibilang berhasil dikarenakan sudah tidak ada lagi banjir besar di sekitar tahun 1630-an.
Belanda sendiri memang telah terbukti menjadi negara di Eropa yang mampu menangani banjir di negaranya. Negeri Kincir Angin ini pernah menyelamatkan lebih dari 17 juta jiwa rakyatnya dari ancaman banjir melalui pembangunan 15 infrastruktur delta (Deltawerken) dalam rentang waktu antara 1958 dan 1997. Hal ini pun menjadi inspirasi bagi sejumlah negara.
Salah satunya Amerika Serikat yang meniru model sarana pengendalian banjir dari Belanda setelah diterpa Badai Katrina pada Agustus 2005, yang menewaskan 1200 orang.