Bahaya jajan sembarangan yang harus diwaspadai

349
0

Jajan adalah aktivitas yang seringkali kita lakukan. Tak sebatas anak-anak sekolah, orang dewasa yang beraktivitas di lingkungan kerja pun tak lepas dari hobi membeli makanan atau minuman di luar rumah.

Saat membeli makanan atau minuman di luar rumah, kita sering kali tak bisa melihat secara langsung proses pembuatan makanan tersebut. Alhasil, kualitas kebersihannya tak bisa terjamin. Berikut beberapa bahaya jajan yang menghantui Anda.

1. Tidak Higienis

Alasan dari penjual: Terbatasnya air bersih di warung, efisiensi, lingkungan sekitar yang tidak bersih.

Efek: Makanan jajanan rentan akan paparan mikroba, terutama berjenis bakteri. Setidaknya, ada 7 macam mikroba berbahaya yang sering ditemukan dalam makanan tidak higienis, yaitu bakteri E. Coli yang menyebabkan diare, bakteri Campylobacter yang menjadi biang kram perut, bakteri Listeria yang kerap menjadi sumber nyeri, bakteri Vibrio parahaemolyticus yang hidup di bahan makanan seafood, Toksoplasma, bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit tipus, dan virus Novovirus yang menyebabkan gastroenteritis atau kerap disebut sebagai “flu perut”.

2. Penggunaan Air Mentah

Alasan dari penjual: Irit gas, murah.

Penggunaan air mentah memang lazim digunakan mengingat harga gas dan bahan bakar yang semakin mahal, toh rasa air mentah tidak bisa ditandai.

Efek: Tanpa pemanasan sampai mendidih, bakteri dan mikroba yang terdapat dalam air tidak bisa mati. Bakteri yang kerap menjadi sumber penyakit adalah Entamoeba Coli yang bisa menyebabkan disentri, muntaber, diare, bahkan kolera.

3. Penambahan Zat Warna Tekstil

Alasan penggunaan: Murah, warna menarik.

Pewarna tekstil itu kerap dicampurkan dalam saut tomat dan sirup sehingga harga produksinya sangat murah karena hanya dibutuhkan sedikit pewarna saja untuk mewarnai sebanyak mungkin.

Efek: Zat warna tekstil jenis Rhodomin-B adalah senyawa yang sering disalahgunakan untuk mewarnai makanan dan dipercayai berpotensi menimbulkan efek jangka pendek berupa mual dan pusing. Tidak hanya itu, bahaya jangka panjang zat warna tekstil adalah bahaya kanker bila dikonsumsi rutin untuk waktu yang lama.

4. Paparan Organisme Pembawa Penyakit (Cacing, Kecoa, Lalat, Tikus)

Alasan dari penjual: Kecerobohan, kurang higienis

Bahaya jangka panjang yang lain juga muncul bila jajanan tidak higienis adalah paparan cacing. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk adalah jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.

Cacing-cacing tersebut bisa tersebar melalui binatang vektor seperti lalat dan kecoa. Sedangkan tikus dapat menyebarkan penyakit leptospirosis yang diakibatkan oleh bakteri leptospira yang ada dalam kencing tikus.

Efek: Masuknya cacing di tubuh manusia dapat menyebabkan anemia. Sedangkan penyakit leptospirosis pada tubuh manusia menyebabkan demam dan peradangan pada betis.

5. Pemanis Buatan

Alasan penggunaan: Keuntungan lebih banyak.

Demi meraup keuntungan, banyak sekali penjual jajanan yang tidak sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun gula merah), melainkan memilih menggunakan pemanis buatan atau gula sintetis, seperti sakarin atau aspartam, yang jauh lebih murah dibanding gula asli.

Efek: Pemanis buatan jenis aspartam berperan dalam penurunan daya kerja otak dan kerusakan ginjal.

6. Penyedap Rasa

Alasan penggunaan: Makanan makin gurih dengan bumbu yang minim.

Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa barang jualannya. Dari kacamata ekonomi, akan lebih menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena menambah lezat cita rasa jajanan.

Efek: Efek jangka pendek yang sering ditemui adalah mual, eneg, pusing-pusing, bahkan efek alergi bagi yang tidak tahan (post restaurant syndrome). Bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk efeknya terhadap susunan saraf pusat.

7. Formalin dan boraks

Alasan penggunaan: Makanan menjadi awet dan terlihat menarik.

Selain digunakan buat pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin dan boraks juga masuk ke indsutri makanan (rumahan). Agar awet tidak lekas rusak, industri bakso, ikan asin, mie, dan tahu memanfaatkan formalin.

Efek: Akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formalin dalam jumlah yang banyak antara lain adalah bersin-bersin, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare dan muntah.

Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Untuk jangka panjang, efeknya mengarah pada kerusakan sistem saraf pusat, insomnia, impotensi, infertilitas, dan kanker.

8. Minyak goreng bekas (jelantah)

Alasan penggunaan: Lebih menguntungkan. Banyak jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan minyak goreng curah, minyak goreng bekas, oplosan, atau hasil saringan.

Efek: Minyak goreng bekas bersifat karsinogenik karena bersifat jenuh sehingga berpotensi menyebabkan kanker, terutama kanker usus besar.

[sumber Fitness For Men Indonesia | foto marsatsuraya.blogspot.com]

Baca juga:
Menu variasi ikan di Fish Republic
Satu lagi film horor yang siap meneror Anda!
Aksi Gerard Butler dalam “Geostorm”

LEAVE A REPLY