Ahok: Ada “geng golf” di Pejabat DKI

107
0

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja mengungkapkan adanya perkumpulan golf di kalangan internal PNS DKI. Anggotanya adalah sejumlah pejabat eselon II di Pemprov DKI Jakarta. Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi yang membicarakannya di Facebook, termasuk salah satu PNS dari geng golf tersebut.

“Waktu kami lantik 2 Januari 2015, begitu selesai lantik, sudah pada bisik-bisik tuh, termasuk dia (Rustam) juga tuh, ‘Mau main golf di mana nanti? Mau main golf di mana?’ Ini nih geng golf sebetulnya,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Senin (25/4).

Ahok bilang, sebenarnya dirinya tidak mempermasalahkan anak buahnya bermain golf, asalkan bisa mencapai target kerja yang telah ditetapkannya. Hanya saja, geng golf ini dulu seolah menjadi perkumpulan eksklusif. Sebab, anggotanya akan mendapat keuntungan, yakni bisa naik jabatan lebih cepat.

“Bermain golf itu kan kayak sedang melobi supaya lebih dekat dan lebih kenal,” kata Ahok.

Meski begitu, Saat Ahok menjadi gubernur, anggota geng golf sudah banyak yang disingkirkannya. Di bawah kepemimpinannya, ia meminta budaya mendiskriminasi pejabat dihilangkan. Seorang camat, misalnya, harus tetap diberi tindakan bila ia tidak berkinerja baik, sekalipun camat itu adalah anggota geng golf.

“Saya bilang tolong lurah ingetin (saat tidak bekerja dengan baik). Jangan pakai politik pejabat ini gengnya siapa,” ujar Ahok.

Tudingan Ahok pada Walikota Jakarta Utara Rustam Effendi ini seolah menjadi kelanjutan dari kekesalan dirinya atas lambannya kinerja Rustam terkait relokasi warga yang tinggal di bawah jalan layang Ancol. Ahok bahkan menuding Rustam berada di pihak Yusril Ihza Mahendra.

Sebagaimana diketahui, Yusril merupakan kuasa hukum masyarakat Luar Batang, Jakarta Utara, yang menolak penggusuran.

Atas tudingan basuki itu, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi pun memilih berkeluh kesah di media sosial Facebook. Dalam curhatannya, Rustam berujar, tudingan Ahok bahwa dia bersekutu dengan tokoh politik ataupun bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 itu tidak benar.

“Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dengan Pak Yusril adalah tidak benar,” katanya.

Dia pun menyatakan kekecewaannya kepada atasannya itu yang menuduhnya melakukan persekutuan tersebut. Rustam bilang, sebagai bawahan, dia mengharapkan ucapan terima kasih dari pemimpinnya atas hasil kerja yang telah dilakukan.

“Berbeda dengan tuduhan yang menjurus fitnah, apalagi keluar dari mulut pimpinan, adalah sesuatu yang sangat menyakitkan,” ucap Rustam. [teks ghita intan/berbagai sumber]

LEAVE A REPLY