Pak Bondan: Lontong Orari Mak Nyuss

231
0
lontong arori

Nama Lontong Orari ini dapat dibilang mencuat ketika muncul sebuah artikel dari seorang ahli kuliner, Bondan Winarno, yang dimuat di Kompas.com. Diceritakan saat kunjungan terakhirnya ke Banjarmasin pada tahun 2008, ia menemukan satu lagi sajian lontong yang membuatnya langsung “jatuh cinta” dan terpaksa “bercerai” dengan ketupat kandangan yang sebelumnya menjadi favoritnya.

Pak bondan menuturkan bahwa dulu rumah yang sekarang dipakai untuk berjualan makanan ini adalah markasnya para aktivis radio amatir yang tergabung dalam ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia). Para breakers ini, sebutan untuk aktivis tersebut, diketahui selain gemar cuap-cuap di udara juga sering melakukan “kopi darat” agar dapat saling bertemu muka. Pak Bondan melanjutkan, tidak jauh dari tempat mereka berkumpul itu ada seorang penjual lontong yang enak.

Karena begitu sering dijadikan tempat hangout, lama-kelamaan, rumah penjual lontong itupun “diakuisisi” oleh para breakers, dan kini lontong lezat itu tidak lagi hanya dapat dinikmati para breakers, atau menurut istilah Pak Bondan, “go public”. Kini diungkapkan rumah besar itu selalu ramai oleh para pelanggan setia yang berkunjung.

Lontong Orari memiliki keunikan dari lontongnya yang berbentuk segitiga lebar dan pipih. Satu porsi hidangan berkuah ini berisi dua lontong. Menurut Pak Bondan, porsi lontong ini benar-benar kelas berat. Bahkan ahli kuliner ini juga mengungkapkan bahwa ia tidak mampu menghabiskan satu lontong yang berukuran besar itu.

Menurut pria berumur 63 tahun ini, Lontong Orari memiliki kesamaan dengan ketupat kandangan, yakni lontongnya juga diguyur dengan opor nangka muda. akan tetapi berbeda warna kuahnya yang tidak sekuning ketupat kandangan, karena bumbunya memang tidak memakai kunyit. Cara makannya juga mirip dengan ketupat kandangan, yaitu memakai tangan dan tidak memakai sendok.

Hidangan ini juga ditemani lauk diantaranya sebutir telur rebus dan ikan haruan goreng masak habang yang disajikan dalam piring terpisah. Kuah lauk yang berwarna merah akan menghasilkan warna yang mengagumkan, setelah bercampur dengan kuah putih lontong. Warna kuahnya menurut Pak Bondan, membuatnya teringat lontong capgomeh “Warung Air Mancur” di Semarang. 

I-Listeners juga pasti penasaran dengan Lontong Orari, karena Pak Bondan memasukan hidangan ini dalam kategori mak nyuss! Jadi jika Anda berniat wisata kuliner di Banjarmasin, sempatkan untuk mampir di sekitar daerah Jalan Pahlawan, yang mulai buka dari jam 5 sore sampai dini hari.

LEAVE A REPLY