Nidji bercerita tentang “Love, Fake & Friendship”

135
0

Di Masih Sore Sore Spesial #16TahunIRadio bersama Angga Nggok dan Indra Prasta dari IRadio Jakarta kali ini kedatangan tamu spesial juga, Nidji!

Berbicara soal pasang surut musik Indonesia, Nidji yang telah berada di industri musik Indonesia selama dua dekade yakni 2000-an dan 2010-an ini sudah mengalami yang namanya fase pasang – surut.

Dari zaman proses penjualan karya mereka melalui rilisan fisik, kemudian munculnya RBT yang banyak menyelamatkan musisi-musisi, hingga di tahun 2011 harus pasrah karena harus me-reset semua data oleh Menkominfo.

Menurut mereka, surutnya musik Indonesia sebaiknya ditanggapi dengan positif. Mereka memanfaatkan hal tersebut dengan mencari invented, dan mulai membuat karya kembali dengan menambahkan hal-hal baru sesuai dengan berkembangnya zaman. Namun mereka mengakui proses bertahan dan berjuang dari surutnya musik Indonesia adalah tantangan terbesar.

Bagi Nidji, keadaan musik di Indonesia saat ini untuk hal kreativitas sudah super duper berkali lipat. Pasalnya, sekarang semua orang bisa menuangkan kreativitasnya dengan kemudahan fasilitas di zaman digital seperti ini.

“Karena kalo zaman dulu kita harus bikin demo di kaset/cd, patungan untuk rekaman, ditolak oleh label, sampai dapat surat penolakan kerja sama.”

Menurut sang vokalis Giring, masalah industri musik Indonesia di luar pembajakan, adalah sosialisasi. Dia mengaku cukup kesulitan dalam menjawab pertanyaan “Dimana sih bisa dengerin album Nidji yang baru/lama?”

Dia perlu melihat gadget yang digunakan orang tersebut. Benar, masalahnya karena perbedaan aplikasi yang digunakan di iOS dan Android. Hal sosialisasilah menurut Giring yang masih perlu dilakukan.

Baru-baru ini, Nidji telah merilis album ke-5 nya yang bertajuk Love, Fake & Friendship. Judul tersebut diambil dari kehidupan sehari-hari mereka.

“Sebenernya 3 hal tersebut melebur kedalam kehidupan kita sehari-hari dan bersifat abadi. Kata Love diambil dari orang-orang yang saling mencintai satu sama lain. kata Fake diambil karena Nidji sebagai pelaku industri harus tetap bisa menghibur dan tersenyum mau seberat apapun masalah kita. Dan kita ber-6 itu Friendship, saling melindungi,” jelas sang keyboardist, Randy.

Album ini dirilis setelah 5 tahun dari album sebelumnya. Dan di sini, Nidji menawarkan hal-hal yang baru, seperti bekerja sama dengan Ryan D’Masiv dalam sebuah single, kemudian dengan beberapa songwriter seperti Pongki Barata, Bembi Nur, Petra, dan Tulus.

Untuk soal kearifan lokal, Nidji biasanya memasukkan single yang berisikan tema tersebut. Jika biasanya Nidji memasukkan beberapa lagu yang memakai lirik berbahasa Inggris, di album kelima ini semua lagu di isi dengan Bahasa Indonesia, hanya judulnya saja yang berbahasa Inggris.

Terima kasih Nidji sudah meramaikan HUT IRadio ke-16. Sukses terus untuk Nidji dan album terbarunya!

I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini.

[teks: Rivat Adi Mulya | foto: dok. IRadio FM]

Baca juga:
5 Seleb Indonesia yang memiliki bisnis
Raisa dan Isyana Sarasvati akan menggelar showcase bersama
Rich Chigga akan gelar tur di Amerika Serikat

Muhammad Rivat
Latest posts by Muhammad Rivat (see all)

LEAVE A REPLY