Jakarta Diprediksi Tenggelam Pada 2050

290
0
monas jakarta

Ketua Indonesia Water Institute sekaligus pakar Air, Firdaus Ali mengungkapkan, jika penyedotan air tanah dilalukan secara terus menerus maka dapat berakibat bencana ekologi perkotaan lebih parah yang akan menimpa Jakarta.

“Saat ini, topografi kita di Jakarta rata-rata mulai minus (turun) 2,8 sampai 37 centimeter per tahun,” ungkap Firdaus Ali, seperti yang dikutip Inilah di Jakarta Selasa (25/3/2014).

Firdaus juga menjelaskan bahwa penurunan permukaan tanah di Jakarta rata-rata mencapai 10 cm per tahun. Diketahui, kondisi tersebut adalah penurunan muka tanah terparaqh kedua setelah Mexico City (Meksiko), Yokohama (Jepang), dan Bangkok (Thailand).

“Kalau kita seperti Meksiko nggak ada masalah karena Mexico City ada di ketinggian 2.600 cm di atas permukaan laut seperti daerah Bandung,” ujarnya. Sedangkan menurutnya, letak Jakarta berada di pinggir laut. Jika singgung di bawah air lautnya naik, maka sebagian wilayah Ibu Kota akan tenggelam dan berada di bawah permukaan air laut pada tahun 2050.

Dia juga mengungkapkan, Pemprov DKI memiliki dua skenario pada tahun 2050, skenario terbaik dan skenario terburuk. Skenario terbaik akan terjadi jika pemerintah meregulasi pengambilan air tanah dalam sehingga mampu mengendalikan permukaan tanah. Sementara skenario terburuk, pada 2050 sebagaian wilayah Jakarta tenggelam.

“Nanti pinggir laut akan ada di Harmoni dekat Gadjah Mada (Jakarta Barat), kalau kita do nothing (tidak melakukan apa-apa) skenario paling buruk pinggir laut ada di Pacific Place (Sudirman),” demikian jelas Firdaus Ali.

LEAVE A REPLY