Cerita Sigit Budiarto sebagai pelatih bulu tangkis Indonesia

Mei 10, 2017

344

Dalam sektor pendidikan ternyata tidak melulu berhubungan dengan teori, tidak ketinggalan praktek. Dalam Pagi Pagi Berkarier, kita kedatangan narasumber yaitu juara dunia bulu tangkis pada piala Thomas pada tahun 1998, Sigit Budiarto.

Laki-laki kelahiran Yogyakarta tahun 1975 ini memulai kariernya pada tahun 1995 hingga 2007, dan sekarang Sigit menjadi pelatih bulu tangkis. Untuk menjadi pemain bulu tangkis professional diperlukan beberapa syarat utama, yaitu kedisiplinan dan kemauan keras untuk maju.

Sigit juga menceritakan, saat masih bersekolah dulu, ia sudah unggul dalam hal praktek, terutama bulu tangkis. Ia merasa jatuh cinta dengan bulu tangkis karena ayahnya yang memperkenalkannya dengan bulu tangkis, dan sejak itulah mulai menyukai dan bergabung dengan klub kecil bulu tangkis.

Untuk menjadi seorang pelatih bulu tangkis, tidak perlu menjadi juara bulu tangkis, namun diperlukan pengetahuan mengenai praktek bermain bulu tangkis secara jelas.

Memulai karier dengan melatih U-19, sekarang ia melatih U-15. Beberapa murid yang dilatihnya adalah Kevin Sanjaya, Praveen Jordan, dan Edi Subaktiar. Memiliki kebanggan tersendiri saat sudah mengajari banyak hal kepada anak didiknya, dan anak didiknya dapat mempraktekan apa yang telah diberikannya dan kemudian menjadi berhasil seperti Kevin Sanjaya.

Prestasi paling membanggakan menurut Sigit adalah memenangkan kejuaraan dunia pada tahun 1997. Di kompetisi tersebut ia bisa mengalahkan senior-seniornya, juga lawan dari negara sebelah, yaitu Malaysia.

Sebagai pelatih, sangat penting untuk menjaga kebugaran. Maka dari itu, sampai saat ini ia masih tetap terus berolahraga guna kualitas mengajar yang baik.

Jika ingin melakukan sesuatu segala sesuatunya yang positif, lakukanlah dengan niat dan disiplin yang keras. Begitulah pesan Sigit bagi anak Indonesia di akhir perbincangan.

I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini.

[teks Angela Wahyudi | foto alchetron.com]