Cerita di Balik Gedung Sate Bandung

281
0
info gedungsate

Bandung bukanlah menjadi kota yang baru lagi, melainkan sebagai ibu kota dari Jawa Barat ini, kini semakin berkembang menjadi kota terpadat di Indonesia selain Jakarta. Dengan banyaknya tempat-tempat makan dan juga Factory Outlet, tempat ini cenderung ramai oleh para pengunjung yang datang dari kota sekitar. Namun untuk mengetahui kota ini lebih dekat lagi, ada kalanya untuk mengenal sejarahnya, dalam hal ini mengenal cerita di balik gedung yang menjadi ciri khas kota ini, yaitu Gedung Sate. Konon ada cerita bahwa 6 bulatan yang ada pada tusuk sate tersebut bermakna biaya pembangunan yang sudah digunakan untuk membuat Gedung Sate pada saat itu.

Setiap bulatan tersebut memiliki nilai sebesar 1 juta gulden (gulden, mata uang Belanda), membuat total biaya pembuatan sebesar 6 juta gulden. Bulatan-bulatan tersebut pun pada masa Hindia Belanda lalu telah dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung, B Coops, dan Petronella Roelofsen, juga perwakilan Gubernur Jenderal di Batavia, J.P Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920. Setelah bertahun-tahun berdiri pada tahun 2009 lalu, Dede Hamam, Bagian Pelaksana Rumah Tangga Pemrov tusuk sate tersebut telah di cat ulang menjadi warna hijau, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat.

Sumber: Detik

LEAVE A REPLY