Bulan Di Atas Kuburan

544
0

I-listeners, mungkin tak banyak yang pernah melihat film Bulan Di Atas Kuburan garapan sutradara Asrul Sani dengan dibintangi Muni Cader dan Rachmat Hidayat pada tahun 1973 dulu. Film ini terinspirasi dari sebuah puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul “Malam Lebaran”.

Nah, tahun ini, film lawas itu digarap ulang oleh Sutradara Edo Sitanggang dengan judul yang sama. Menampilkan aktor kenamaan seperti Tio Pakusadewo, Rio Dewanto dan Donny Alamsyah.

Bulan Diatas Kuburan ini mengisahkan kehidupan mengenai Sabar, Tigor dan Sahat. Di kampungnya, Sabar dikenal sebagai pengusaha yang sukses menjalankan usaha batubara di Jakarta. Kesuksesannya ini tentu saja membuat warga dikampungnya menjadi kagum. Semua memuji Sabar atas keberhasilannya.

Begitu juga dengan Tigor dan Sahat. Keduanya bahkan terinspirasi merantau ke Jakarta dan mengikuti jejak keberhasilan Sabar. Maklum, bagi orang kampung, sukses hidup dalam perantauan di Jakarta sudah menjadi cita-cita umum.

Tanpa ragu, keduanya mengejar kesuksesan Sabar ke Jakarta. Tapi, semua impian dan harapan mereka buyar, tatkala mengetahui kehidupan Sabar di dunia nyata. Ternyata Sabar bukanlah pengusaha sukses. Ia tak punya mobil mewah nan mentereng. Ia bahkan tak punya istana megah sebagaimana mereka bayangkan.

Sabar tinggal di kawasan kumuh dan hidup serba pas-pasan. Kehidupannya pun jauh dari bahagia karena harta. Sabar kerap bertengkar sama istrinya karena kebiasaannya mengkhayal.

Akhirnya, Sabar, Tigor, dan Sahat berusaha hidup di Jakarta dengan cara mereka sendiri. Tigor memulai usaha dengan menjadi supir angkot, ia berakhir dengan bergabung bersama kelompok preman.

Lain ceritanya untuk Sahat. Ia sedari awal sudah bercita-cita jadi penulis. Maka ia pun rela menikahi Mona, yang merupakan putri seorang penerbit buku, demi tujuannya itu.

Namun, mampukah mereka menggapai kesuksesan? Seperti yang menjadi cita-cita besar mereka saat mereka meninggalkan kampung dulu.

Menyaksikan film ini, seolah mengingatkan kita pada realita kehidupan masyarakat Jakarta yang penuh dengan para perantau yang mencoba peruntungan di ibukota. Menarik dan tentunya banyak pesan moral yang bisa diambil dari film ini. Selamat menonton. (tim newsroom)

LEAVE A REPLY