Berkunjung Ke Desa Ammatoa

808
0
iRadio JalanKeManaMKS DesaAmmatoa

I-Listeners mungkin sudah mengenal Desa Baduy Dalam yang berada di Kabupaten Lebak, Banten, Jawa Barat. Di mana masyarakat di dalamnya steril dari listrik dan kendaraan bermotor. Hampir sama dengan masyarakat Baduy Dalam, Ammatoa merupakan kawasan adat yang masih tradisional. Ammatoa merupakan kawasan adat yang menjadi tempat bermukim masyarakat Suku Kajang yang berada di Desa Tana Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Namun, Desa Tana Towa berbeda dengan saudaranya Tana Toraja yang sudah lama populer. Tana Towa memang belum banyak dikunjungi wisatawan. Namun kondisi alam dan budayanya tak kala memesona. Ada tujuh dusun di dalam kawasan adat Ammatoa atau biasa disebut Tana Kekea. Pintu masuknya menjadi batas kultural antara Tana Kekea (pemukiman dalam) dan Tana Lohea (pemukiman luar). Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kawasan ini steril dari kehidupan modern. Kehidupan sederhananya sangat kental sehingga mereka jauh dari kehidupan modern. Warganya tinggal di rumah kayu tradisional yang memiliki kesamaan bentuk dengan rumah lainnya. Mereka pun memakai pakaian serba hitam, termasuk seragam sekolah anak-anak yang celana atau roknya juga disesuaikan. 

Warna hitam sepertinya memang sudah menjadi simbol masyarakat dan filosofi hidup bagi masyarakat suku Kajang. Warna hitam dianggap sama seperti gelapnya rahim di kandungan ibu dan gelapnya liang kubur saat meninggal. Tak ayal warna hitam sering diaplikasikan pada baju, sarung, hingga penutup kepala masyarakat Suku Kajang. Meskipun masyarakatnya tertutup dengan modernisasi, bukan berarti desa adat Ammatoa tak dapat dikunjungi. Jalan menuju gerbang masuk desa dari Kota Bulukumba terbilang telah rapi. Dengan menggunakan kendaraan pribadi, memakan waktu sekitar satu jam lebih dari pusat kota Bulukumba.  

Namun, kalau I-Listener ingin pergi menggunakan angkutan umum, Anda bisa menggunakan jasa pete-pete yang beroperasi hanya sampai sianghari. Perlu diingat, saat berkunjung I-Listener wajib memerhatikan etika kesopanan. Ada baiknya untuk meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Desa Tana Towa dengan berkunjung ke rumahnya yang berada beberapa meter sebelum gerbang masuk desa adat. Jangan lupa juga untuk mengenakan pakaian serba hitam untuk menghormati masyarakat desa serta meminta izin setiap hendak mengambil foto. Hormati segala pantangan yang mungkin ada dan anggaplah seperti Anda menghormati alam. Nikmati setiap langkah masuk ke dalam desa adat karena, I-Listeners akan menemukan banyak petuah dan pengetahuan baru yang bisa dipetik manfaatnya. Termasuk etika masyarakat dalam menjaga “keperawanan” alaminya. 

Sumber: Wego.co.id dan Kompasiana

LEAVE A REPLY