Asean Literary Festival 2014 Siap Digelar Perdana

73
0
aseanlitfest

Dewan Pengarah ALF, Damhuri Muhammad mengungkapkan bahwa kesamaan iklim sastra antara negara Asia Tenggara, menjadi latar belakang festival sastra ini. “Dunia sastra di Asia Tenggara hampir semuanya berhadapan dengan kolonialisme,” ungkapnya seperti yang dikutip dari Antara, ketika jumpa media di Jakarta, Rabu.

Karena dianggap mengancam kepentingan kolonialisme, lanjut Damhuri, banyak sastrawan Asia Tenggara yang terintimidasi dan dibatasi kreativitasnya.

Tema yang diangkat dalam Festival Sastra Asia Tenggara adalah “Anthems for the Common People”, yang terinspirasi dari sajak penyair Indonesia Wiji Thukul bertajuk “Nyanyian Akar Rumput”.

Wiji Thukul adalah salah satu contoh sastrawan yang karyanya banyak mengusung Hak Asasi Manusia, oleh karena itu dia dianggap mewakili tema ini.

“Sejalan dengan tema tahun ini yaitu bagaimana sastra dapat mendorong penghargaan demokratisasi dan HAM, dia juga merupakan contoh sastrawan yang menjadi korban HAM,” jelas Program Director ALF, Okky Madasari.

Acara yang akan digelar dalam festival ini diantaranya terdapat diskusi seputar sastra, workshop, seni pertunjukan, pembacaan puisi, pameran buku, bincang-bincang bersama penulis, sastra untuk anak-anak dan pojok komunitas.

Diselenggarakan oleh Yayasan Muara dan didukung Hivos serta Kementerian Luar Negeri, festival ini akan menghadirkan lebih dari 40 penulis, akademisi dan kritikus dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, China, Korea, Inggris, Australia dan Belanda.

LEAVE A REPLY